Komando Daerah Militer atau disingkat dengan Kodam mempunyai pengertian sebagai Komando Utama Pembinaan dan Operasional Kewilayahan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Kewilayahan disini merupakan daerah pembinaan dan operasional militer dalam tingkat satu atau dua provinsi bahkan lebih yang menjadi kewilayahannya, penentuan satu dan beberapa provinsi itu tergantung dari situasi dan kondisi dari letak geografisnya serta keberadaan tingkat kerawanan dalam masyarakatnya. Suatu contoh Kodam IV Diponegoro yang berkedudukan di Semarang membawahi dua kewilayahan provinsi yaitu Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta, sementara Kodam V Brawijaya yang berkedudukan di Surabaya hanya membawahi satu kewilayahan provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur, sedangkan yang membawahi kewilayahan hingga mencapai enam provinsi adalah Kodam VII Wirabuana yang berkedudukan di Makasar Provinsi Sulawesi Selatan. Penentuhan Kewilayahan tersebut terdiri dari satu atau beberapa provinsi merupakan pertimbangan dan kebijakan serta keputusan dari Kepala Staf Angkatan Darat atau KASAD yang membawahinya. Komando Daerah Militer (Kodam) merupakan kompartemen strategis yang memiliki tugas pokok menyelenggarakan pembinaan dan kesiapan operasional komandonya dalam rangka terciptanya pertahanan dan keamanan dari ancaman dan gangguan sparatis bersenjata atau kelompok bersenjata terorganisir di lingkungan kewilayahannya demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta. Kekuatan Komando Derah Militer (Kodam) terdiri dari beberapa tingkatan Komando diantaranya meliputi Komando Resort Militer (Korem), Komando Distrik Militer (Kodim), Komando Rayon Militer (Koramil) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa). Selain itu Setiap Kodam didukung dengan satuan-satuan tempur dan bantuan tempur dalam bentuk Brigade, Batalyon, Detasemen atau Kompi seperti Brigade Infanteri (Brigif), Batalyon Infantri (Yonif), Batalyon Artileri Medan (Yonarmed), Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Yonarhanud), Batalyon Kavaleri Tank/Panser/Serbu (Yonkav/Tank/Serbu), Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) dan Batalyon Zeni Konstruksi (Yonzikon). Pembentukan satuan-satuan tempur di tingkat Kodam seperti Brigade, Batalyon, Detasemen dan Kompi disesuaikan dengan kondisi dan situasi kewilayahan masing-masing Kodam. Dalam rangka menunjang kemampuan prajurit, Setiap Kodam juga membentuk satuan pengembangan dan pendidikan prajurit untuk tingkat Bintara dan Tamtama dalam bentuk Sekolah Calon Bintara, Sekolah Calon Tamtama. Komando Pendidikan Latihan Tempur, Komando Pendidikan Kejuruan dan Komando Pendidikan Bela Negara. Sebagai Suatu Organisasi Militer, setiap Kodam mempunyai Struktur Organisasi yang dipimpin oleh Panglima Kodam (Pangdam) berpangkat Mayor Jendral (Mayjen) dengan simbol kepangkatan bintang dua dan Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) berpangkat Brigadir Jendral (Brigjen) dengan simbol kepangkatan bintang satu beserta jajarannya.
1. Pembagian kewilayahan Komando Daerah Militer di Indonesia
Negara kesatuan Republik Indonesia terbagi dalam beberapa Daerah Kewilayahan Komando Daerah Militer (Kodam) yang tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Pembagian Kewilayahan Kodam ini merupakan pertimbangan dan kebijakan serta keputusan dari Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD). Dalam pembagian kewilayahan ini beberapa kali mengalami perubahan, hal ini disesuaikan dengan perkembangan dinamisasi dari kehidupan masyarakat yang terus berubah. Hingga saat ini, ketika materi ini ditulis Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi menjadi 13 Komando Daerah Militer (Kodam) dengan rincian sebagai berikut :
DAFTAR NAMA KODAM DI INDONESIA
1. Kodam Iskandar Muda Banda Aceh Seluruh Provinsi NAD
2. Kodam I Bukit Barisan Medan Provinsi Sumatra Utara, Provinsi Sumatra Barat dan Provinsi Riu
3 .Kodam II Sriwijaya Palembang Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatra Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka – Belitung dan Provinsi Lampung
4. Kodam Jaya Jakarta DKI Jakarta, Kota Bekasi dan Kota Tangerang
5 Kodam III Siliwangi Bandung Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten
6 Kodam IV Diponegoro Semarang Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
7 Kodam V Brawijaya Surabaya Provinsi Jawa Timur
8 Kodam VI Mulawarman Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan
9 Kodam VII Wirabuana Makasar Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tenggara
10 Kodam IX Udayana Denpasar Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur
11 Kodam XII Tanjungpura Pontianak Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah
12 Kodam XVI Pattimura Ambon Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara
13 Kodam XVII Cenderawasih Jayapura Provinsi Papua Barat
Pada perjalanannya nanti tidak menutup kemungkinan adanya pemekaran Kodam, hal itu bisa dilaksanakan tergantung dari situasi dan kondisi di lapangan. Pemekaran ini dilakukan dengan cara memecah satu Kodam menjadi dua Kodam, seperti di daerah Sulawesi yaitu satu Kodam masih banyak membawahi beberapa provinsi dan tidak menutup kemungkinan Daerah Istimewah Yogyakarta akan terbentuk Kodam tersendiri melepaskan ikatannya dengan Kodam IV Diponegoro. Kesemuanya itu tergantung dari kebijakan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) TNI-AD yang membawahinya.
2. Logo dan Nama
Logo dapat dikatakan sebuah identitas diri baik secara individu atau secara organisasi. Logo juga bisa diibaratkan sebuah baju atau rumah dari sebuah organisasi. Sebuah organisasi besar selalu bisa dipastikan mempunyai sebuah logo, hal itu dimaksudkan sebagai “Brand Image” suatu organisasi untuk mendapatkan pencitraan dari persepsi masyarakat terhadap organisasinya. Demikian juga dengan organisasi dalam kemiliteran seperti Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) termasuk Komando Daerah Militer (Kodam) ini, pasti mempunyai logo sebagai identitas diri dan sekaligus pencitraan terhadap kesatuannya. Logo ini dalam implementasinya selalu terpasang dalam berbagai macam aspek baik dalam aspek birokrasi maupun dalam aspek identitas diri seperti penempatan logo pada bendera, seragam pasukan, kendaraan operasional, kendaraan tempur sampai bangunan markas komando.
Dalam perencanaan sebuah logo pasti mempunai makna khusus berdasarkan filosofi dalam organisasi tersebut yang divisualisasikan lewat copy writing dan art directing hingga tercipanya sebuah logo. Dalam kajian aspek copy writing, hal ini akan mengurai unsur teks yang akan melahirkan nama dari penjabaran filosofi organisasi itu. Jika dikaitkan dengan organisasi Kodam, maka nama Kodam akan menjabarkan dari filosofi yang menjadi acuannya. Biasanya dalam implementasinya nama-nama Kodam di Indonesia mengambil filosofi atau diilhami dari nama para pejuang-perjuang di daerah masing-masing atau katakanlah nama para Pahlawan yang memimpin perlawanan melalui pertempuran terhadap para penjajah yang menancapkan di bumi Indonesia tercintah ini. Bisa juga dengan karakter lain seperti budaya atau adat serta suasana alam yang ada di daerahnya. Suatu contoh Kodam IV Diponegoro adalah mengambil nama pahlawan Pangeran Diponegoro yang gagah berani menentang penjajah Belanda di daerah Jawa Tengah khususnya Daerah Istimewah Yogyakarta, Demikian juga dengan Kodam III Siliwangi mengambil nama Prabu Siliwangi yang berkuasa di Jawa Barat serta Kodam V Brawijaya mengambil nama Raden Wijaya sebagai pendiri kerajaan besar Majapahit di daerah Jawa Timur. Sementara Kodam yang mengambil dengan suasana alam misalnya Kodam I Bukit Barisan yang menginterpretasikan bahwa daerah tersebut menunjukkan kondisi alam yang berbukit-bukit, sementara Kodam XVII Cenderawasih mengambil nama burung yang indah bulunya berasal dari daerah papua. Sedangkan kajian aspek art directing akan mengurai unsur gambar-gambar dalam logo tersebut. Penentuan gambar-gambar yang tercantum dalam logo Kodam, merupakan penjabaran secara visual terhadap filosofi dari organisasi. Dalam perencanaan sebuah logo, biasanya antara unsur copy writing dan art directing harus ada keterkaitan dalam arti nyambung atau saling terkait. Suatu contoh Kodam IV Diponegoro memakai gambar keris , hal ini menggambarkan bahwa keris itu adalah senjatan orang Jawa Tengah dan Daerah Istimewah Yogyakarta termasuk senjata yang dipakai oleh Pangeran Diponegoro berperang melawan Belanda. Unsur gambar juga bisa berwujud melalui simbol-simbol perjuangan para pahlawan, adat atau budaya serta kondisi alam yang ada di daerahnya, seperti gambar gunung yang berbukit-bukit dari Kodam I Bukit Barisan dan gambar burung Cenderawasih dari Kodam XVII Cenderawasih serta Candi Penataran yang ada di Blitar Jawa timur, merupakan karakter budaya yang dipakai dari Kodam V Brawijaya.
Berikut ini adalah Logo dan Nama dari masing-masing Komando Daerah Militer (Kodam) yang ada di Indonesia beserta kewilayahannya seperti uraian berikut ini :
1. Komando Daerah Militer Iskandar Muda
a. Markas Komando : Banda Aceh
b. Wilayah : Seluruh daerah NAD
2. Komando Daerah Militer I Bukit Barisan
a. Markas Komando : Medan
b. Wilayah : Provisi Sumatra Utara, Provinsi Sumatra Barat dan Provinsi Riau
3. Komando Daerah Militer II Sriwijaya
a. Markas Komando : Palembang
b. Wilayah : Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatra Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung, Provinsi Lampung
4. Komando Daerah Militer Jaya
a. Markas Komando : Jakarta
b. Wilayah : DKI Jakarta. Kota Tangerang dan Kota Bekasi
5. Komando Daerah Militer III Siliwangi
a. Markas Komando : Bandung
b. Wilayah : Provinsi Jawa Barat
6. Komando Daerah Militer IV Diponegoro
a. Markas Komando : Semarang
b. Wilayah : Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewah Yogyakarta
7. Komando Daerah Militer V Brawijaya
a. Markas Komando : Surabaya
b. Wilayah : Provinsi Jawa Timur
8. Komando Daerah Militer VI Mulawarman
a. Markas Komando : Balikpapan
b. Wilayah : Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan
9. Komando Daerah Militer VII Wirabuana
a. Markas Komando : Makasar
b. Wilayah : Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, Provinsi SulawesiBarat, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara
10. Komando Daerah Militer IX Udayana
a. Markas Komando : Denpasar
b. Wilayah : Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur
11. Komando Daerah Militer XII Tanjungpura
a. Markas Komando : Pontianak
b. Wilayah : Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah
12. Komando Daerah Militer XVI Pattimura
a. Markas Komando : Ambon
b. Wilayah : Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara
13. Komando Daerah Militer XVII Cenderawasih
a. Markas Komando : Jayapura
b. Wilayah : Provinsi Papua Barat
3. Sejarah Pembentukan Kodam
Sejarah pembentukan Kodam yang berada di berbagai wilayah Indonesia dilatar belakangi pada semangat perjuangan oleh rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dengan ditandai diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta yang mengatas namakan Rakyat Indonesia. Dalam perjalanannya apa yang telah kita proklamirkan tentang kemerdekaan itu perlu adanya pengawalan dalam mempertahankan kemerdekaan dengan semangat kebangsaan yang tinggi dari para agresor yang ingin menjajah lagi atau merebut kembali kemerdekaan yang kita raih dengan susah payah itu. Guna mengamankan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia serta melindungi seluruh rakyat Indonesia, maka para pejuang yang telah terlatih melalui laskar-laskar semacam Laskar Peta bersatu padu dalam satu visi dan misi membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dicetuskan pada tanggal 22 Agustus 1945. Dengan adanya pembentukan BKR ini, maka seluruh rakyat Indonesia menyambut gembira dengan suka cita, sehingga pejuang-pejuang yang ada di setiap daerah melakukan hal yang sama. Satuan-satuan laskar pejuang yang terdiri dari beberapa kelompok itu, akhirnya menyatu dan membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) di setiap daerah dalam wilayah Indonesia. Dalam perkembangannya Badan keamanan Rakyat (BKR) ditingkatkan kualitasnya menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945. Dari sinilah akhirnya laskar-laskar yang terbentuk dalam BKR itu, akhirnya membentuk organisasi-organisasi pejuang kemerdekaan bersenjata dengan nama nasional yaitu Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sehingga melahirkan satuan-satuan tentara di setiap daerah, misalkan TKR Divisi I… dipimpin oleh Kolonel… dengan wilayah…, TKR Divisi II… dipimpin oleh Kolonel… dengan wilayah…dan seterusnya. Sehingga setiap daerah mempunyai Satuan Tentara Keamanan Rakyat dan ini merupakan cikal bakal lahirnya Kodam-Kodam di seluruh wilayah Indonesia serta tanggal 5 Oktober 1945 merupakan hari lahir atau hari jadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Ditengah pembentukan TKR dibeberapa daerah dalam tahun yang sama di beberapa tempat terjadi pertempuran untuk melawan kekuatan sekutu seperti yang terkenal di Surabaya, di Ambarawa, Semarang, Bandung Lautan Api yang dipimpin oleh Divisi TKR setempat. Dalam perkembangannya nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) berubah nama menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR) berdasarkan Penetapan Pemerintah No : 2/ SD/ 1946 tertanggal 7 Januari 1946. Selanjutnya namanya disempurnakan lagi berdasarkan Maklumat Pemerintah pada tanggal 25 Januari 1946 menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan akhirnya pada tanggal 3 Juni 1947 nama Tentara Republik Indonesia secara resmi dirubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dari sinilah akhirnya beberapa satuan organisasi bersenjata di daerah mulai berganti nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga masing-masing daerah atau wilayah melahirkan nama Komando Daerah Militer (Kodam) seiring dengan derap langkah pembangunan mulai digalakkan dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah kita rebut dengan darah dan nyawa, termasuk restrukturisasi dan reorganisasi dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia.
* Dari pembentukan awal Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan mengalami kualitas hingga menjadi Tentara Kemanan Rakyat (TKR) kemudian berkembang menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dalam rangka melindungi kewilayahan di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia maka dibentuklah Komando daerah Militer (Kodam) di beberapa tempat dengan kewilayahan masing-masing untuk melindungi ancaman keamanan sparatis bersenjata di daerah *
4. Struktur Organisasi
Komando Daerah Militer (Kodam) sebagai suatu organisasi kemiliteran dalam naungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) mempunyai Struktur Organisasi guna menjalankan fungsi Komando Daerah Militer (Kodam) dalam kewilayahannya, Struktur Organisasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Eselon Pimpinan
JABATAN KEPANGKATAN
1 PANGLIMA KODAM (PANGDAM) Mayor Jendral (Mayjen)
2 KASDAM Brigadir Jendral (Brigjen)
b. Eselon Pembantu Pimpinan
JABATAN KEPANGKATAN
3 ASINTEL Kolonel
4 ASOPS Kolonel
5 ASPERS Kolonel
6 ASLOG Kolonel
7 ASTER Kolonel
8 IRDAM Kolonel
9 ASREN Kolonel
10 LIAISON Kolonel
11 SSUSDAM Kolonel
c. Eselon Pelayanan
JABATAN KEPANGKATAN
12 KASTUMDAM Kolonel
13 KASANDIDAM Kolonel
14 KAPUSKODAL OPSDAM Kolonel
15 DANDENMADAM Kolonel
d. Eselon Badan Pelaksana
JABATAN KEPANGKATAN
16 DANDENPOMDAM Kolonel
17 KAZIDAM Kolonel
18 KAHUBDAM Kolonel
19 KAPALDAM Kolonel
20 KAAJEDAM Kolonel
21 KABEKANGDAM Kolonel
22 KAKUMDAM Kolonel
23 KAKESDAM Kolonel
24 KAKUDAM Kolonel
25 KABABINMIN VETCAD Kolonel
26 KATOPDAM Kolonel
27 KAJASDAM Kolonel
28 KABINTALDAM Kolonel
29 KAPENDAM Kolonel
30 KAINFOLAHTADAM Kolonel
e. Eselon Pelaksana dan Bantuan Tempur
JABATAN KEPANGKATAN
31 DANRINDAM Kolonel
32 DANREM Kolonel
33 DANBRIGIF Kolonel
34 DANYON RAIDER Letnan Kolonel
35 DANDIM BS Letnan Kolonel
36 DANYONIF Letnan Kolonel
37 DANYON KAV/TANK/TANK/SERBU Letnan Kolonel
38 DANYON ARMED Letnan Kolonel
39 DANYON ARHANUD Letnan Kolonel
40 DANYON ZIPUR Letnan Kolonel
Jabatan Panglima Kodam berasal dari Perwira Komando yang berasal dari pendidikan Akademi Militer Tenatara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) dengan dilengkapi pendidikan kemiliteran tingkat lanjut di lingkungan TNI-AD, jadi bukan berasal dari Perwira Sarjana dari berbagai disiplin ilmu yang direkrut sebagai perwira TNI-AD. Jabatan Panglima Kodam adalah jabatan strategis, dimana karir militer diukir dari sini untuk secara bertahap naik ke jenjang berikutnya hingga sampai ke puncak pimpinan tertinggi . Dari beberapa Kodam tersebut diatas, ada beberapa Kodam yang mempunyai klasifikasi tinggi ancaman keamanannya sehingga memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi atau pengalaman yang bayak dilapangan dengan berbagai macam situasi dan konadisi, hal ini kalau dilihat di dalam hirarki militer dihitung dari tingkat senioritas. Didalam organisasi militer khususnya Tentara Nasional Indonesia, perpindahan prajurit merupakan suatu hal yang biasa, dan hal ini dimaksudkan agar setiap prajurit bisa membaca situasi dan kondisi berbagai wilayah Indonesia yang menjadi tanggung jawabnya serta memperkaya pengalaman dengan berbagai macam medan. Demikian juga dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD), pergantian Panglima Kodam (Pangdam) sebagai perwita tinggi selalu mengalami pergantian atau perpindahan tugas antara Kodam satu ke Kodam lainnya, tidak mungkin Panglima Kodam menjabat sampai 15 tahun pada Kodam yang sama, hal ini ditujukan untuk memperdalam pengalaman dalam membaca situasi dan kondisi dari berbagai macam karakter keadaan di seluruh wilayah Indonesia. Kodam yang mempunyai klasifikasi tinggi adalah Kodam Jaya, Kodam V Brawijaya, Kodam VII Wirabuana, Kodam I Bukit Barisan. Karir Sebagai perwira tinggi dimulai dengan penempatan sebagai Panglima Kodam yang selalu terus meningkat misalnya Sebagai Panglima Kodam VII Wirabuana, setelah itu ke Panglima Kodam V Brawijaya dan terakhir adalah Panglima Kodam Jaya tentu saja semua itu tergantung dari kebijakan Kepala Staf TNI-AD (KASAD) yang membawahinya. Setelah menempati Panglima Kodam Jaya, baru masuk ke tugas bintang tiga misalnya ke Pangkostrad atau ke Mabes TNI-AD untuk meneruskan karir militer menuju bintang empat hingga nantinya bisa menempati posisi Kepala Staf TNI- AD (KASAD) dan terakhir ke Panglima Tentara Nasional Indonesia (Panglima TNI), tentu saja hal itu tergantung dari berbagai macam prestasi yang telah diukirnya serta tidak terbentur dengan waktu masa pensiunnya.
* Panglima Kodam turun ke kesatuan tempur yang menjadi bawahannya, Panglima Kodam sebagai Inspektur Upacara, Panglima Kodam dalam memberikan pengarahan dan mengecek kesiapan prajurit dalam operasi dan Salam komando dalam serah terima jabatan Pangdam untuk meneruskan penugasan yang baru *
5. Pendidikan dan latihan Prajurit
Setiap tingkatan Komando Daerah Militer mempunyai Satuan Pelaksan Kodam yang dikhususkan pada pendidikan dalam rangka penerimaan calon anggota Tamtama atau Bintara. Selain itu juga terdapat sarana untuk melatih kemampuan tempur para prajurit TNI-AD dalam rangka menciptakan prajurit berkualitas tinggi seiring dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat sehingga diharapkan nantinya setiap prajurit dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Sekolah-sekolah ini dikendalikan oleh Resimen Induk Komando Daerah Militer (Rindam). Resimen Induk Kodam dipimpin oleh Komandan (Danrindam) berpangkat Kolonel dengan simbol kepangkatan melati tiga yang membawahi beberapa Sekolah dan Komando Latihan seperti :
a. Sekolah Calon Tamtama
b. Sekolah Calon Bintara
c. Komando Pendidikan Latihan Tempur
d. Komando Pendidikan kejuruan
e. Komando Pendidikan Bela Negara
* Melalui Sekolah Calon Tamtama, Calon Bintara serta Latihan Tempur secara berkala dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) adalah untuk mendapatkan prajurit yang tangguh dan profesional dalam menjalankan tugas-tugasnya *
6. Polisi Militer Kodam (Pomdam)
Satuan Polisi Militer Kodam adalah Satuan Badan Pelaksana Kodam yang berfungsi sebagai penegakkan Hukum, Disiplin dan Tata Tertib Kemiliteran di lingkungan Komando Daerah Militer (Kodam) dalam Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Tugas Pokok tersebut diantaranya meliputi Fungsi Utama Penyelenggaraan Penyelidikan Kriminal Perkara Pidana, Penyelenggaraan Pemiliharaan Ketertiban Kemiliteran dan Pengamanan Fisik VIP TNI, TNI-AD dan Pejabat Negara serta Tamu Kenegaraan berdasarkan standarisasi protokoler dalam Lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD), khususnya dalam lingkungan Kewilayahan Kodam. Sedangkan Fungsi Organik Militer meliputi segala usaha pekerjaan dan kegiatan di bidang intelijen, operasi, personel, logistik, territorial, perencanaan pengawasan dan pemeriksaaan dalam rangka mendukung Tugas Pokok Kodam. Polisi Militer dalam lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sering disebut Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad), dan dalam lingkungan Komando Daerah Militer (Kodam), Satuan Polisi Militer Kodam dipimpin atau dikomandani (Danpomdam) oleh seorang perwira menengah berpangkat Kolonel dengan simbul kepangkatan melati tiga. Dalam operasionalnya Polisi Militer Kodam (Pomdam) membawahi beberapa Satuan Polisi Militer yang berada di tingkat Korem yang disebut dengan Detasemen Polisi Militer atau disingkat dengan (Denpom) dikomandani oleh seorang perwira menengah berpangkat antara Letnan Kononel dengan simbol kepangkatan melati dua sampai berpangkat Mayor dengan simbol kepangkatan melati satu, tergantung dari wilayah kodam. Pada struktur terbawah akan dipecah lagi menjadi Subdenpom yang ditempatkan di lingkungan kota.
* Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad) sebagai Satuan Penegagak Hukum , Disiplin dan ketertiban kemiliteran di lingkungan Komando Daerah Militer dalam Tentara Nasioal Angkatan Darat (TNI-AD) berperan aktif dalam menjalankan fungsi diantaranya melakukan keragaman razia di berbagai tempat, melakukan pengawalan VIP serta penyidikan perkara kriminal dari anggota TNI-AD. Anggota Polisi Militer mempunyai selain kemampuan dalam kemiliteran juga mempunyai keahlian lain diantaranya salah satu kemampuan itu mengendalikan kendaraan bermotor yang begitu hebatnya tak mau kalah dengan apa yang dilakukan oleh para pembalap pada umumnya *
7. Komando Resort Militer (Korem)
Komando Resort Militer atau disingkat dengan Korem merupakan Satuan Pelaksana Kodam sebagai Komando Pembinaan dan Operasional Kewilayahan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) yang berkedudukan di Kabupaten atau Kota. Komando Resort Militer (Korem) membawahi beberapa Komando Distrik Militer (Kodim) yang berkedudukan di Kotamadya atau Kabupaten dalam satu Provinsi. Setiap Kodam membawahi 2 sampai 5 Korem dalam satu Provinsi. Misalnya Kodam yang membawahi hanya 2 Korem adalah Kodam Iskandar Muda, sedangkan Kodam yang membawahi paling banyak adalah kodam VII Wirabuana sebanyak 5 Korem. Penentuan banyak dan tidaknya Korem dalam suatu Kodam, tergantung dari keadaan intensitas keamanan kewilayahannya.
Tugas Pokok dari setiap Korem adalah menyelenggarakan Pembinaan dan operasional kemiliteran dengan gelar kekuatan dalam rangka menjaga keamanan dan pertahanan kewilayahannya dari ancaman sparatis bersenjata yang dapat membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta membina kewilayahan territorial di daerahnya melalui perencanaan, pengembangan dan pengendalian segala potensi dalam aspek geografis, demografis dan kondisi sosial yang ada, menjadi suatu kekuatan yang utuh dan solid demi terpeliharanya pertahanan kewilayahan hingga pada akhirnya menciptakan keamanan yang kondusif. Selaian itu Korem juga menyelenggarakan pengamanan acara kenegaraan, menjaga keamanan fisik pejabat negara dalam kelas (VIP) serta tamu negara asing yang berada di kewilayahannya dalam rangka acara kunjugan kerja pejabat negara tingkat pusat maupun tingkat provinsi.
Komando Resort Militer atau Korem sebagai suatu Organisasi Kemiliteran dalam lingkungan Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI-AD) juga mempunyai Struktur Organisasi meliputi Eselon Pimpinan yang dipimpin oleh seorang Komandan Korem atau disingkat dengan Danrem berpangkat Kolonel (Kol.) dengan simbol kepangkatan melati tiga sedangkan Kepala Staf atau disingkat dengan Kasrem berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) dengan simbol kepangkatan metati dua. Eselon Pembantu Pimpinan terdiri dari Kasintel, Kasiter, Kasipers, Kasilog dan Kasiop dijabat seseorang yang berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) dengan simbol kepangkatan melati dua. Eselon Pelayanan terdiri dari Kasetum, Dankima dan Eselon Badan Pelaksana terdiri dari Kainfilahta, Kajas, Kabintal, Kapen, Pakum dijabat seseorang dengan kepangkatan antara kapten dengan simbol kepangkatan balok tiga hingga Mayor dengan simbol kepangkatan melati satu. Sedangkan Eselon Pelaksana terdiri dari beberapa Kodim yang dikomandani oleh (Dandim) dijabat oleh seseorang dengan kepangkatan Letnan Kolonel (Letkol) dengan simbol kepangkatan melati dua, Batalyon Infanteri (Dan Yonif) , Batalyon Kavaleri (Dan Yon-Kav), Batalyon Artileri Medan (Dan Yonarmed) atau Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Dan Yonarhanud), jika ada dijabat oleh seseorang dengan pangkat Letnan Kolonel (Letkol) dengan simbol kepangkatan melati dua serta Dantim Intel dijabat oleh seseorang berpangkat Kapten dengan simbol kepangkatan balok tiga.
Komando Resort Militer (Korem) sebagai Satuan pelaksana di tingkat Kodam dimana kedudukannya berada dalam lingkup Kotamadya atau Kabupaten, maka penempatan Markas Komando kewilayahannya harus menyebar ke seluruh wilayah, tidak ada Markas Korem yang saling berdekatan. Suatu Contoh Kodam V Brawijaya mempunyai 4 Korem, dimana Markas Komando telah tersebar seperti Korem 081 berada di Malang , Korem 082 berada di Mojokerto, Korem 083 berada di Madiun dan Korem 084 di Surabaya. Penyebaran ini dimaksudkan agar muda untuk mengendalikan kekuatan pada keadaan yang sifatnya darurat. Jika dalam suatu daerah terjadi kekacauan maka korem yang terdekat adalah untuk mengerahkan kekuatannya sambil memantau perkembangan untuk diperbantukan dari Korem lain berdasarkan perintah dari Panglima Kodam (Pangdam) tentunya.
* Keberadaan Korem merupakan Satuan Pelaksana Kodam ditingkat Kabupaten dan Kodyamadya merupakan unsur pertahanan Kodam yang membawahi beberapa Kodim di tingkat Kabupaten dan Kotamadya. Sebagai Kekuatan Militer, Korem juda melatih personelnya dalam kelimiliteran agar menjadi prajurit yang handal dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Selain itu dalam kesempatan Anggota Korem juga mengadakan kegiatan Bakti Sosial di tengah masyarakat untuk menjalin kemanunggalan TNI dan Rakyat, serta menjalin hubungan sesama lembaga ketahan negara melalui muspida agar terciptanya suasana keamanan yang makin kondusif *
Kekuatan Satuan Tingkat Pelaksana Komando Resort Militer (Korem) adalah beberapa Komando Distrik Militer (Kodim) yang ada di setiap kotamadya atau Kabupaten dalam jangkauan kewilayahannya. Untuk lebih jelasnya seperti uraian berikut ini :
a. Komando Distrik Militer (Kodim)
Komando Distrik Militer atau disingkat dengan Kodim adalah Satuan Pelaksana Komando Resort Militer (Korem) yang berkedudukan di setiap Kotamadya ataupun Kabupaten sebagai Komando Pembinaan dan operasional di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) yang berfungsi sebagai Stabilitator dan Dinamisator dalam keamanan dan pertahanan kewilayahan di tingkat Kotamadya atau Kabupaten. Setiap Komando Distrik Militer (Kodim) yang berkedudukan di Kotamadya atau Kabupaten membawahi beberapa Komando Rayon Militer (Koramil) yang berkedudukan disetiap Kecamatan pada tingkatan Satu Kotamadya ataupun Kabupaten.
Tugas Pokok dari setiap Kodim adalah menyelenggarakan Pembinaan dan operasional kemiliteran dengan gelar kekuatan dalam rangka menjaga keamanan dan pertahanan kewilayahannya di tingkat Kotamadya atau kabupaten dalam satu provinsi, dari segala ancaman sparatis bersenjata yang dapat membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta membina kewilayahan teritorial di daerahnya melalui perencanaan, pengembangan dan pengendalian segala potensi dalam aspek geografis, demografis dan kondisi sosial yang ada, menjadi suatu kekuatan yang utuh dan solid demi terpeliharanya pertahanan kewilayahan tingkat Kotamadya atau Kabupaten. Selaian itu Kodim juga menyelenggarakan pengamanan acara kenegaraan melalui arahan komandan Korem, untuk menjaga keamanan fisik pejabat negara dalam kelas (VIP) serta tamu negara asing yang berada di kewilayahannya dalam rangka acara kunjugan kerja pejabat negara tingkat pusat maupun provinsi.
Komando Distrik Militer atau Kodim sebagai suatu Organisasi Kemiliteran dalam lingkungan Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI-AD) juga mempunyai Struktur Organisasi meliputi Eselon Pimpinan yang dipimpin oleh seorang Komandan Kodim atau disingkat dengan Dandim berpangkat Letnan Kolonel (Letkol.) dengan simbol kepangkatan melati dua. Eselon Pembantu Pimpinan terdiri dari Kepala Staf atau disingkat dengan Kasdim berpangkat Mayor dengan simbol kepangkatan metati satu dan Kasintel, Kasiter, Kasipers, Kasilog dan Kasiop dijabat seseorang yang berpangkat Kapten dengan simbol kepangkatan balok tiga. Eselon Pelayanan terdiri dari Kahumas, KaLiason dan kataud dijabat seseorang dengan kepangkatan antara Letan satu dengan simbol kepangkatan balok dua. Sedangkan Eselon Pelaksana terdiri dari beberapa Koramil (Danramil) dijabat oleh seseorang dengan kepangkatan Letnan Satu (Lettu) dengan simbol kepangkatan balok dua. Pada ketegori Kodim tertentu yang wilayahnya dinilai rawan kriminalitas tinggi, pangkat jabatan dinaikan satu tingkat lebih tinggi dari seharusnya untuk kategori pembantu pimpinan dan badan pelaksana ataupu pelaksana, dengan pertimbangan Danrem dan persetujuan Pangdam dan KASAD.
Selain itu Kodim bersama-sama Pemerintah Daerah saling bekerjasama dalam menciptakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di daerahnya, melalui tingkatan muspida dengan melakukan kegiatan seperti penanggulangan bencana alam, penanggulangan kriminalitas/ tindakan anarkis dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial lainnya seperti bakti sosial kemasyarakatan, TNI masuk desa dalam menjalin kemanunggalan TNI dengan Rakyat.
Kekuatan Satuan Tingkat Pelaksana Komando Distrik Militer (Kodim) adalah beberapa Komando Rayon Militer (Koramil) yang ada di setiap Kecamatan, baik yang berkedudukan di kotamadya atau berada di kabupaten dalam satu provinsi. Untuk lebih jelasnya seperti uraian berikut ini :
* Kodim Sebagai Komando Pembinaan dan operasi kemiliteran dalam tingkat Kotamadya dan Kabupaten merupakan kekuatan untuk menjaga keamanan dan pertahanan kewilayahannya dengan selalu melatih kesiapan personelnya menjadi prajurit yang profesional dalam menjalankan tugasnya. Selain itu Kodim bersama Muspida daerah mengadakan penanggulangan bencana, pembinaan pelajar dan generasi muda hingga turun langsung dalam bakti sosial pada masyarakat melalui tindakan yang nyata *
b. Komando Rayon Militer (Koramil)
Komando Rayon Militer atau disingkat dengan Koramil adalah Satuan Pelaksana Komando Rayon Militer (Koramil) yang berkedudukan di setiap Kecamatan baik yang ada di Kotamadya aupun Kabupaten sebagai Komando Pembinaan dan operasional di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) yang berfungsi sebagai Stabilitator dan Dinamisator dalam pertahanan kewilayahan di tingkat Kecamatan baik yang ada di Kotamadya atau Kabupaten. Komando Rayon Militer (Koramil) merupakan Organisasi Kemiliteran yang terkecil di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI-AD), yang paling dekat hubungannya dengan pejabat pemerintahan maupun masyarakat. Setiap Koramil menempatkan tugas pada personelnya berpangkat golongan Bintara pada setiap Kelurahan atau Desa untuk Pembinaan masalah ketahan nasional di wilayahnya, hal ini sering dikatakan dengan istilah Babinsa (Bintara Pembina Desa).
Dalam aspek Pertahanan dan Keamanan Nasional, Tentara Nasional Indonesia menganut doktrin Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang merupakan upaya pengerahan seluruh Kekuatan Nasional untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara serta mengamankan segala usaha untuk mencapai tujuan nasional. Tentara Nasional Indonesia Angkaan Darat (TNI-AD) sebagai Komando Teritorial pada tingkatan yang paling rendah di wilayah Kecamatan, maka Komando Rayon Militer mempunyai peran penting sebagai ujung tombak terhadap pelaksanaan Sishankamrata, karena posisinya dekat denga kehidupan masyarakat. Berkaitan dengan hal itu, maka Tugas Pokok dari Koramil adalah menyelenggarakan Pembinaan Teritorial dan Perlawanan Rakyat melalui pembinaan geografis, demografis dan kondisi sosial masyarakat dengan harapan terciptanya pertahanan dan keamanan di kewilayahannya, demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Komando Rayon Militer atau Koramil sebagai suatu Organisasi Kemiliteran terkecil dalam lingkungan Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI-AD) juga mempunyai Struktur Organisasi meliputi Eselon Pimpinan yang dipimpin oleh seorang Komandan Koramil atau disingkat dengan Danramil berpangkat Letnan Satu (Lettu.) dengan simbol kepangkatan balok dua. Eselon Pembantu Pimpinan, Eselon Pelayanan dan Badan Pelaksana berpangkat dari Sersan Mayor (Serma) dengan simbol kepangkatan mirip huruf V empat ke atas warna kuning sampai Pembantu Letnan Satu (Peltu) dengan simbol kepangkatan mirip huruf M dua tingkat. Kebijakan perampingan jabatan pada timgkatan koramil merupakan pertimbangan dari Dandim yang ditujukan dan keputusannya adalah dari Danrem dengan persetujuan Pangdam dan KASAD.
Selain itu Koramil bersama-sama Pemerintah Daerah (Camat) saling bekerjasama dalam menciptakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di daerahnya, melalui tingkatan muspika dengan melakukan kegiatan seperti penanggulangan bencana alam, penanggulangan kriminalitas/ tindakan anarkis dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial lainnya seperti bakti sosial kemasyarakatan, TNI masuk desa dalam menjalin kemanunggalan TNI dengan Rakyat.
Kekuatan Satuan Tingkat Pelaksana Komando Rayon Militer (Koramil) adalah beberapa personel Bintara yang ditugaskan sebagai Pembina masalah keamanan dan pertahanan di tingkat Kelurahan yang disebut dengan Bintara Pembina Desa atau disingkat dengan Babinsa.
* Koramil merupakan Organisasi Militer di lingkungan TNI-AD yang paling kecil dan kedudukan paling dekat dengan masyarakat, merupakan ujung tombak pendekatan militer kepada masyarakat, sehingga apa yang diperbuat dapat dirasakan langsung oleh masyarakat luas, oleh karenanya Koramil selalu menyesuaikan diri dengan melakukan pembinaan pada personelnya agar berbuat yang nyata untuk kepentingan masyarakat melalui pembinaan para pelajar, bersatu padu dalam membangun kegiatan sosial termasuk pendirian rumah ibadah dan melakuan bakti sosial misalnya dengan melaksanakan pembersihan lingkungan yang sehat *
c. Bintara Pembina Desa (Babinsa)
Bintara Pembina Desa atau disingkat dengan Babinsa Para Personel dari Komando Rayon Militer (Koramil) yang ditugaskan di setiap Kelurahan atau Desa dengan pangkat Bintara dan keberadaannya sebagai Pembina dan oprerasionalisasi masalah pertahanan dan keamanan di tingkat Kelurahan atau Desa. Babinsa bersama Satuan Pamong Praja mensinergikan untuk menjaga keamanan dan pertahanan di wilayahnya demi terciptanya kehidupan yang kondusif.
* Babinsa adalah wadah pembinaan kepada masyarakat di tingkat Kelurahan atau Desa masalah keamnan dan pertahanan di lingkungan terkecil. Babinsa dan Perangkat Kelurahan serta anggota Babinsa yang hadir dalam pertemuan warga masyarakat di tingkat kelurahan *
8. Satuan Tempur Kodam
Setiap Komando Daerah Militer (Kodam) mempunyai Satuan Tempur yang berfungsi sebagai Pasukan Penyerbu atau Pasukan Pemukul untuk melakukan pertempuran guna mengamankan dan mempertahankan kewilayahannya dari serangan musuh atau kelompok bersenjata terorganisir termasuk para gerombolan pengacau keamanan berkadar tinggi yang mempergunakan senjata api dan bahan peledak, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Satuan Tempur Utama di tingkat Kodam adalah Pasukan Infanteri yang berfungsi sebagai garda terdepan dalam garis penyerbu pertempuran bereaksi cepat. Jumlah kekuatan Satuan Penyerbu setiap Kodam tidak sama, hal ini tergantung dari kebutuhan masing-masing Kodam, hal ini dapat dilihat dari tingkat intensitas kerawanan kewilayahannya. Satuan Penyerbu Infanteri di tingkat Kodam biasanya dibagi beberapa kategori baik dilihat jumlah pasukannya maupun dari kualifikasi dari pasukan itu sendiri.
a. Berdasarkan Jumlah Personel terbagi menjadi
1) Brigade Infanteri (Brigif) :
Brigade Infanteri (Brigif) adalah Satuan Tempur yang membunyai personel sangat besar antara 3000 sampai 5000 personel. Satu Brigade biasanya mempunya 3 sampai 4 Batalyon. Penentuan jumlah personel itu tergantung dari kebuthan yang ada pada setiap Kodam. Dalam 1 Brigade Infanteri terdapat 1 Detasemen Markas , 3 Batalyon Tempur dan ada beberapa yang dilengkapi dengan 1 Batalyon Bantuan Tempur. Sebagai contoh Kodam yang mempunyai Brigade Infanteri (Brigif) adalah Kodam III Siliwangi bernama Brigade Infanteri 15 Kujang II bermarkas di Cimahi Jawa Barat dan Kodam IV Diponegoro bernama Brigade Infanteri 4/Dewa Ratna bermarkas di Slawi Jawa Tengah. Brigade Infanteri ini dikomandani oleh seorang perwira berpangkat Brigadir Jendral (Brigjen) dengan simbol kepangkatan bintang satu, atau Kolonel dengan simbol kepangkatan melati tiga.
2) Batalyon Infanteri (Yonif) :
Batalyon Infanteri (Yonif) adalah Satuan Tempur yang membunyai personel antara 300 sampai 1200 personel. Idealnya setiap Batalyon mempunyai 700 personel. Satu Batalyon Infanteri (Yonif) terdiri dari 1 Kompi Markas dan 3 Kompi Tempur dan ada beberapa Batalyon yang dilengkapi dengan 1 Kompi Bantuan Tempur. Contoh Batalyon Infanteri (Yonif) ini adalah Batalyon Infanteri (Yonif) 315/Garuda dari Kodam III Siliwangi yang bermarkas di Bogor dan Batalyon Infanteri (Yonif) 405/Suryakusuma dari Kodam IV Diponegoro yang bermarkas di Banyumas.
b. Berdasarkan Kualifikasi Pasukan terbagi menjadi :
1) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider
2) Batalyon Infanteri (Yonif) Lintas Udara
3) Batalyon Infanteri (Yonif) Lintas Medan
4) Batalyon Infanteri (Yonif) Biasa
* Pasukan Infanteri Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) yang dimiliki oleh setiap Kodam dengan segala kemampuan yang dimiliki adalah garda terdepan dalam menjaga keamanan dan pertahanan kewilayahannya melalui pemukul cepat terhadap kerusuhan kota, tindakan anarkis hingga terjadinya pertempuran yang dikacaukan keamanannya oleh para gerombolan bersenjata baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap kewilayahannya *
9. Satuan Bantuan Tempur
Setiap Kodam selain mempunyai Satuan Tempur sebagai kekuatan penyerbu utama, juga mempunyai Satuan Bantuan Tempur yang mempergunakan peralatan tempur seperti kendaraan tempur tank, panser, rudal baik peralatan tempur ringan, sedang maupun berat. Satuan ini terbagi dalam batalyon-batalyon, Detasemen atau Kompi tergantung kebutuhan masing-masing Kodam. Satuan Bantuan Tempur ini terbagi menjadi beberapa bagian seperti uraian berikut ini :
a. Batalyon Kavaleri (YonkavTank/ Yonkav Panser/Yonkav Serbu)
Batalyon Kavaleri adalah Pasukan setingkat Batalyon dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) yang menggunakan persenjataan kendaraan tempur berupa Tank atau Panser. Kekuatan Batalyon Kavaleri tidak didasarkan pada besarnya personel seperti Pasukan Infanteri, tetapi di dasarkan pada besarnya jumlah kendaran tempur yang digunakan. Misalnya 1 kendaraan tempur semacam Tank memuat 6 samap 10 personel dan itu tergantung jenis kendaraan tempurnya. Didalam lingkungan TNI-AD semacam Kostrad, 1 Peleton memakai 4 kendaraan temput terdiri dari 3 Tank Scorpion dan 1 Tank Stormer APC. dan 1 Kompi terdiri dari 3 Peleton berarti terdapat 12 Kendaraan tempur selanjutnya 1 Batalion terdiri dari 3 Kompi berarti terdapat 32 Kendaraan tempur. Sehingga setiap Batalyon yang ada mempunyai 32 kendaraan tempur, bisa terdiri dari Tank saja, Panser saja atau gabungan Tank dan Panser. Batalyon Kavaleri TNI-AD pada Kodam dan Kostrad dikomandani oleh seorang perwira menengah berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) dengan simbol kepangkatan melati dua.
Klasifikasi Batalyon Kavaleri TNI-AD juga dibagi-bagi terdiri dari :
1) Batalyon Kavaleri Tank disingkat (Yonkav Tank)
Batalyon Kavaleri yang mempergunakan kendaraan tempur hanya terdiri dari Tank saja
2) Batalyon Kavaleri Panser disingkat (Yonkav Panser)
Batalyon Kavaleri yang mempergunakan kendaraan tempur hanya terdiri dari Panser saja
3) Batalyon Kavaleri Serbu disingkat (Yonkav Serbu)
Batalyon Kavaleri yang mempergunakan kendaraan tempur terdiri dari Tank dan Panser.
Selain itu TNI-AD juga mempunyai Detasemen Kavaleri Kuda, dimana kendaraannya adalah kuda dan personelnya dipersenjatai senapan serbu. Detasemen Kavaleri Kuda ini sangat cocok untuk medan-medan pertempuran yang dalam operasinya tidak bisa dilalui dengan menggunakan kendaraan lapis baja semacam Tank atau Panser, misalnya di perbukitan hutan belantara dan diperbatasan wilayah.
* Pasukan Kavaleri yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) yang tergabung dalam berbagai Batalyon Kavaleri TNI-AD. di dalam lingkungan Kodam meliputi kendaraan tempur Tank dan Panser serta kuda merupakan sarana pendukung dari pertempuran dalam rangka mengamankan keamanan dan pertahanan dalam kewilayahannya dari ancaman kelompok sparatis bersenjata baik dari dalam negeri maupun luar negeri *
b. Batalyon Artileri Medan TNI-AD (Yonarmed)
Batalyon Artileri Medan adalah Pasukan setingkat Batalyon dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) yang menggunakan persenjataan lintas medan pertempuran seperti penggunaan Meriam, Howitzer, Mortir Berat dan Roket. Batalyon Artileri Medan telah mengalami modernisasi peralatan untuk menyesuaikan perkembangan teknologi yang berkembang, sehingga setiap prajuruit dituntut untuk menyesuaikannya, dengan demikian akan di dapatkan personel yang menguasai teknologi peperangan. Departemen Pertahanan Republik Indonesia telah menganggarkan pembelian peralatan baru termasuk pembelian jenis meriam dan roket, diantaranya Peluncur Roket WR 40 buatan Polandia , hal ini semata-mata untuk menjaga ancaman bahaya dari luar yang selalu mengintai setiap saat, oleh karenanya peralatan kita harus diperbaruhi.
Batalyon Artileri Medan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) dikomandani oleh seorang perwira menengah berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) dengan simbol kepangkatan melati dua. Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) ini telah tersebar di berbagai wilayah Kodam diseluruh Indonesia. Keberadaannya ada yang di bawah kendali Korem dan ada juga yang dikendalikan oleh Kodam termasuk milik Kostrad yang dibawahi dan dikendalikan oleh Divisi Infanteri Kostrad.
* Batalyon Artileri Medan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) terus memodernisasi peralatannya seiring dengan perkembangan teknologi demi mempertahankan keamanan dan pertahanan Kewilayahan dari musuh yang selalu mengacau bahkan merebut kewilayahan demi tegaknya Negara kesatuan Republik Indonesia *
c. Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Yonarhanud)
Batalyon Artileri Pertahanan Udara adalah Pasukan setingkat Batalyon dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) yang menggunakan persenjataan anti serangan udara dalam pertempuran seperti penggunaan Meriam Penangkis Udara dan Rudal. Batalyon Artileri Pertahan Udara (Yonarhanud) telah mengalami modernisasi peralatan untuk menyesuaikan perkembangan teknologi yang berkembang, sehingga setiap prajurit dituntut untuk menyesuaikannya, sehingga nantinya akan didapatkan personel yang menguasai teknologi peperangan modern. Departemen Pertahanan Republik Indonesia telah menganggarkan pembelian peralatan baru termasuk pembelian jenis meriam penangkis udara dan rudal WR 40 buatan Polandia dan pengadaan rudal tangguh High Mobility Artilery Rocket System (HIMARS) buatan Amerika Serikat , Peralatn ini termasuk yang alat altileri canggih karena jarak jangkaunya mampu melesat 70 km menembuas sasaran dan kemampuannya bisa ditingkatkan lagi hingga ratusan km. Pengadaan peralatan ini semata-mata untuk menjaga kedaulatan terhadap ancaman bahaya dari luar yang selalu mengintai dan mencaplok kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekarang jangan main-main sama gua…, lu cabut patok … gua sikat…lu…biar nyahok…!!!.
Batalyon Artileri Pertahan Udara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) dikomandani oleh seorang perwira menengah berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) dengan simbol kepangkatan melati dua. Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Yonarhanud) ini telah tersebar di berbagai wilayah Kodam diseluruh Indonesia. Keberadaannya ada yang di bawah kendali Korem dan ada juga yang dikendalikan oleh Kodam termasuk satuan milik dari Kostrad yang dibawahi dan dikendalikan oleh Divisi Infanteri Kostrad.
* Modernisasi peralatan Artileri Pertahanan Udara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang dikendalikan oleh Batalyon Arhanut TNI-AD merupakan kebutuhan yang mendesak untuk memenuhi pertahanan negara Republik Indonesia dalam rangka menjaga keamanan dan kewilayahan dari ancaman musuh yang terus mengintai baik yang bersumber pada kelompok sparatis bersenjata terorganisir maupun Agresor dari negara lain yang mencoba mengusik terhadap Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia *
d. Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur)
Batalyon Zeni Tempur adalah Pasukan setingkat Batalyon dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) sebagai Satuan Bantuan Tempur yang mempunyai kemampuan melaksanakan fungsi teknis militer Zeni, baik di daerah pertempuran maupun daerah pangkalan, sehingga Satuan Zeni TNI-AD dapat diklasifikasikan sebagai satuan bantuan tempur. Bantuan Tempur Zeni atau disingkat dengan Banpurzi diaplikasikan pada segala pekerjaan yang bersifat membantu gerak maju pasukan manuver, dan aksi menghambat gerak maju pasukan lawan. Selaian itu juga terdapat Batalyon atau Detasemen Zeni Konstruksi yang bertugas menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan pembangunan konstruksi medan pertempuran untuk kepentingan pasukan kawan.
Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) dan Batalyon Zeni Konstruksi (Yonzikon) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) dikomandani oleh seorang perwira menengah berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) dengan simbol kepangkatan melati dua. Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) atau Batalyon Zeni Konstruksi (Yonzikon) telah tersebar di berbagai wilayah Kodam diseluruh Indonesia. Keberadaannya ada yang di bawah kendali Korem dan ada juga yang dikendalikan oleh Kodam termasuk milik Kostrad yang dibawahi dan dikendalikan oleh Divisi Infanteri Kostrad.
* Batalyon Zeni Tempur dan Batalyon Zeni Konstruksi merupakan Satuan Bantuan Tempur di lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Dara (TNI-AD) yang berfungsi sebagai bantuan teknis pertempuran dan penyiapan prasarana dalam pertempuran. Beberapa operasi pasukan Zeni adalah membuatan jembatan, lapangan penerbangan serta pengiriman beberapa personelnya dalam Satgas Pasukan Garuda *
e. Pusat Penerbangan Angkatan Darat
Pusat Penerbangan Angkatan Darat atau disingkat dengan Puspenerbad merupakan Kesatuan atau Korps Penerbang dilingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Korps Penerbang Angkatan Darat ini, merupakan Satuan Badan Pelaksana Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang berfungsi atau bertugas mendukung operasional pertempuran melalui mobilitas udara di lingkungan TNI-AD termasuk operasi pertempuran yang dilaksanakan oleh Kodam-kodam di seluruh Indonesia. Satuan ini akan dilibatkan dalam pertempuran melalui mobilitas tempur udara dengan melakukan peyerbuan lewat udara menggunakan helicopter, ketika pasukan infanteri dan pasukan altileri medan tidak menjakau wilayah sasaran musuh. Penyerbuan-penyerbuan dengan senjata roket atau rudal yang ditembakkan melalui helicopter serbu sangat membantu dalam suksesnya operasi pertempuran yang dilakukan. Operasi mobilisasi udara merupakan bentuk operasi spesifik yang dilaksanakan secara sinergis antar kesenjataan infanteri, kavaleri, artileri medan, artileri pertahanan udara dan penerbangan. Berdasarkan fungsi tersebut, maka Korps Penerbangan Angkatan Darat merupakan bagian integral dalam suatu operasi pertempuran sehingga keberadaannya sejajar dengan Korps lainnya di lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD).
Pusat Penerbangan Angkatan Darat dipimpin atau dikomandani oleh seorang perwira tinggi (Danpuspenerbad) berpangkat Brigadir Jendral (Brigjen) dengan simbol kepangkatan bintang satu dan bertanggung jawab langsung pada Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) berpangkat Jendral dengan simbol kepangkatan bintang empat. Satuan ini mempunyai Markas Komando di Pangkalan Udara Utama TNI-AD (Lanumad) di Kota Semarang Jawa Tengah. Puspenerbad saat ini mempunyai 4 Skadron yang ada di tiga wilayah diantaranya Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Sumatra Selatan. 4 Skadron tersebut adalah
1) Skadron 11/ Serbu berada di Kota Semarang Jawa Tengah
Skadron ini mengoperasikan Helicopter penyerbu misalkan jenis Bell 205A-1 dan NBell-412. Helicopter jenis ini merupakan jenis penyerbu yang dilengkapi dengan senapan mesin di pintu kanan kirinya, sehingga dengan cepat menyambar dan memuntahkan pelurunya ke sasaran yang ada dibawahnya. Helicopter jenis Bolcow juga dioperasikan di skadron ini.
2) Skadron 31/ Serbu berada di Kota Semarang Jawa Tengah
Skadron ini mengoperasikan Helicopter penyerbu yang canggih produksi dari Rusia misalkan jenis Mi-35P Serbu dengan dilengkapi persenjataan rudal dikanan kirinya, sehingga penyerbuan di udara akan lebih efektif karena monuvernya yang begitu agresif. Disamping itu juga dioperasionalisasikan jneis serupa Mi-17 sebagai operasi pengangkut yang siap dioperasikan di daerah terpencil perbatasan wilayah. Dalam waktu dekat juga akan hadir melengkapai skadron tempur seperti Helicopter Apache AH-64A produksi dari Amerika Serikat, sebagai suatu usaha persiapan pertahanan diri dalam menyerbu para agresor yang ingin mencaplok patok-patok Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Skadron Sena (Serba Guna) berada di Kota Pondok Cabe Jakarta
Skadron ini mengoperasikan jenis campuran antara Helicopter penyerbu dan Pesawat bersayap. Helicopter penyerbu Jenis NBO-105 yang diproduksi oleh IPTN atas lisensi MBB Jerman Helicopter ini dipersenjatai empat senapan mesian FN Herstal caliber 7,62 mm dan 12,7 mm berstandard NATO termasuk senjata FFAR (Folding Fins Air Rockets) jenis T.905 kaliber 2,75 inc NATO dalam dua MLRS (Multi-Launch Rocket System) . Helicopter jenis Eurocopter produk Jerman merupakan helicopter penyerbu yang handal dan juga dapat difungsikan sebagai bantuan perbekalan. Selain itu juga dioperasionalkan Helicopter Super puma yang diproduksi oleh IPTN hasil karya sendiri sebagai alat pengangkut sebguna yang bisa sebagai penyerbu dan pengangkut.
4) Skadron di Way Tuba Baturaja Sumatra Selatan
Skadron ini merupakan Skadron terbaru yang dibangun oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) di luar pulau Jawa. Pembangunan ini merupakan penyebaran pangkalan udara guna mempermuda operasi di berbagai daerah di Indonesia. Skadron ini merupakan pengembangan yang menyatu pada pusat latihan tempur TNI-AD di Baturja Sumatra Selatan. Jenis Helicopter yang ditempatkan adalah jenis penyerbu seperti Bell-AH dengan fariasi lainnyaseiring dengan perkembangan zaman.
Dalam operasionalnya Satuan ini akan membantu kepentingan operasi yang dilakukan oleh Kodam-kodam di Indonesia. Untuntuk itulah pembangunan skadron baru harus terus dilakukan, dan dalam waktu dekat akan terus ditingkatkan pembangunan Skadron Sebu baru salah satu diantaranya wilayah Kalimantan dekat perbatasan Malaysia, hal ini supaya lebih muda dan cepat dalam memobilisasi pasukan ke wilayah perbatasan guna menanggulangi ancaman yang siap menerkam secara tibaba-tiba. Pengembangan akan diarahkan pada wilayah timur Indonesia, supaya Indonesia bisa dijangkau oleh Korps Penerbang TNI-AD sebagai Satuan Bantuan Tempur termasuk operasi yang dilakukan Kodam-Kodam di seluruh Indonesia dengan cepat dan mudah menggerakkan kekuatan udara melalui penyerbuan lewat Helicopter.
* Peralatan Bantuan Tempur dari Pusat Penerbangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) adalah sebagai pendukung satuan tempur lewat mobilisasi penyerbuan udara dalam operasi pertempuran yang mensinergikan antar kesenjataan antara infanteri, kavaleri, artileri dan penerbangan di lingkungan Pasukan TNI-AD. Dalam rangka mendukung operasi di berbagai kewilayahan Kodam di seluruh wilayah Indonesia, Korps penerbangan TNI-AD terus berbenah memperbarui berbagai jenis Helicopter tempur terbaru termasuk jenis Mi 35 P produksi Rusia dan AH 64 Apache produksi Amerika Serikat guna menjaga wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan musuh yang ingin mencaplok Kedaulatan Negara *
Daftar Pustaka :
* Beberapa foto diunduh dari situs-situs terkait sesuai topik permasalahan semata-mata untuk “Kepentingan Misi Sosial” dalam bentuk pembelajaran maya berbagi pengetahuan pada sesama, Bukan untuk “Kepentingan Bisnis” *
Subroto, Hendro. 2009. Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara.
Wikipedia dalam beragam konteks.
Situs Resmi Tentara Nasional Indonesia.
Situs Resmi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.
Situs Resmi Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.
Situs Resmi Komando Derah Militer Iskandar Muda.
Situs Resmi Komando Derah Militer I Bukit Barisan.
Situs Resmi Komando Derah Militer II Sriwijaya.
Situs Resmi Komando Derah Militer Jaya.
Situs Resmi Komando Derah Militer III Siliwangi.
Situs Resmi Komando Derah Militer IV Diponegoro.
Situs Resmi Komando Daerah Militer V Brawijaya.
Situs Resmi Komando Derah Militer VI Mulawarman.
Situs Resmi Komando Derah Militer VII Wirabuana.
Situs Resmi Komando Derah Militer IX Udayana.
Situs Resmi Komando Derah Militer XII Tanjungpura.
Situs Resmi Komando Derah Militer XVI Pattimura.
Situs Resmi Komando Derah Militer XVII Cenderawasih.
Situs Resmi Komando Resort Militer 083 / Kodam V Brawijaya.
Situs Resmi Komando Resort Militer 073 / Kodam IV Diponegoro.
Situs Resmi Komando Resort Militer 091 / Kodam VI Mulawarman.
Situs Resmi Komando Distrik Militer 0722 / Kodam IV Diponegoro.
Situs Resmi Komando Distrik Militer 0820/ Kodam V Brawijaya.
Situs Resmi Polisi Militer Komado Daerah Militer VI Mulawarman.
Situs Resmi Polisi Militer Komando Daerah Militer Jaya.
Situs Resmi Kementrian Pertahanan Republik Indonesia.
Serta situs-situs terkait dengan topik permasalahan dan diinterpretasikan ulang, tetapi tidak mengurangi substansi di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar